Minggu, 10 Agustus 2008

Pentingkah uang dan menjadi kaya??

UANG, satu kata yang bisa menjadi solusi dan juga menjadi masalah untuk banyak hal. UANG, bisa membuat orang bahagia namun uang pun bisa menjadi sumber kejahatan. Uang yang berlimpah disaat sulit sekali menemukan kata “gratis” menjadi daya tarik yang terkadang menggelapkan mata hati manusia. Namun salahkah jika kita menginginkan kekayaan tersebut? Salahkah jika kita ingin kaya?.

“ Untuk apa menjadi kaya, memiliki harta banyak?bukannya semua itu hanya akan memberatkan kita di akhirat nanti saat semua harta yang kita miliki dipertanggungjawabkan?”. Begitulah komentar beberapa orang yang saya temui. Saya pun berfikir, benarkah begitu? Tidak pentingkah kita menjadi kaya disaat agamapun kini menjadi ilmu yang mahal?.

Saya menemukan perkataan menarik dari buku Robert. T. Kiyosaki yang berjudul The Cashflow Quadrant. Didalam bukunya dijelaskan dua pemikiran berbeda tentang uang. Pemikiran pertama (pemikiran yang dihindari Robert. T. Kiyosaki), uang adalah akar kejahatan, memperoleh keuntungan besar berarti rakus oleh karena itu uang tidaklah penting. Pemikiran kedua (pemikiran yang menjadi landasan hidup Robert. T. Kiyosaki), bodoh jika kita menghabiskan hidup untuk bekerja mencari uang dan berpura-pura bahwa uang tidak penting. Hidup lebih penting dari uang, tapi uang penting untuk menopang hidup.

Begitulah seorang non-muslim Robert. T Kiyosaki menjelaskan pemikirannya mengenai uang. Sedangkan bagi seorang muslim bagaimana uang tidak menjadi penting saat ini? untuk menunaikan kewajiban shalat saja kita memerlukan pakaian yang bersih, dan bagaimana kita bisa mendapatkan pakaian bersih jika kita tidak memiliki uang untuk membeli dan merawatnya?.

Didalam Q.S. Al-Baqarah ayat 3 : “ (yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian Rejaki yang Kami anugrahkan kepada mereka. Bagaimana bisa kita menafkahkan sebagian rejeki jika kita tidak memiliki sesuatu apapun untuk diberi?.

Hanya umat muslim kaya yang dapat menunaikan ibadah zakat. Hanya umat muslim kaya yang bisa menunaikan ibadah haji. Hanya umat muslim kaya yang dapat mendirikan masjid. Hanya umat muslim kaya yang dapat mendirikan serta menyelenggarakan pendidikan islam. Dan yang tak kalah penting didalam maraknya keterpurukan politik di Indonesia, hanya pemimpin muslim kayalah yang dapat menjadi calon pemimpin negeri ini.

Uang memang bukan inti dari kehidupan dan kesempurnaan iman, namun uang penting untuk menunjang kebutuhan hidup dan kesempurnaan iman.

“Apabila telah ditunaikan sembahyang, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan banyak-banyak mengingat Allah supaya kamu beruntung” (QS. Al-Jumu’ah 62:10).

Masih tidak pentingkah kita bekerja optimal untuk menjadi kaya? Seperti Aa Gym bilang “Kita tidak perlu kaya, tapi wajib kaya”.

Menjadi kayalah dan pergunakanlah kekayaan tersebut sebanyak-banyaknya untuk menolong agama Allah. Islam terutama di negeri kita ini telah ditenggelamkan dalam krisis ekonomi, jika bukan kita yang dititipi ilmu lebih untuk menjemput rejeki-Nya siapa yang akan membantu saudara-saudara kita yang benar-benar menjadi korban krisis ekonomi ini?.

1 komentar:

iam mengatakan...

uang adalah saah satu sarana untuk lbh mendekatkan diri kepada Allah. Naek haji pke uang...