Selasa, 05 Agustus 2008

Bagai Mutiara

Suatu pagi di negeri kerang, anak kerang menjerit kesakitan "Ibu.. ibu.. tolong aku.. pasir-pasir ini menggores kulitku, sakiiiit ibu..."

Ibu kerang menjawab, "Sabar nak.. :) ". Dalam hati kecil sang Ibu, ia tak tega melihat butiran-butiran pasir menggerus kulit anaknya yang teramat lembut dan lunak. (Bisa dibayangkan bukan bagaimana rasanya kulit yang lembut dan lunak kemudian digerus oleh butiran-butiran pasir??)

Keesokan harinya anak kerang menjerit kesakitan seperti hari sebelumnya, "Ibu.. pasir ini sungguh menyakitiku, Ibu sampai kapan aku harus merasakan ini??"

Ibu kerang menjawab dengan jawaban yang sama seperti hari sebelumnya, " Sabar.. nak.."

Hari-hari berlalu anak kerang melewati awal hidupnya dengan tangisan dan rintihan yang tiada henti karena disetiap waktunya ia harus merasakan kulit halus dan lembutnya tergerus butiran-butiran pasir. Tiada hari tanpa penderitaan mungkin itu kata yang paling tepat untuk anak kerang.

Perlahan waktu membuatnya lebih kuat, butiran pasir yang awalnya menyakitkan tak lagi membuatnya menangis, kini ia hanya merasakan sedikit saja dari rasa sakit itu. Dan tak lama kemudian sesuatu yang indah tumbuh dari dalam kulitnya. Indahhh.. berkilau dan sungguh menakjubkan. Semua mata pun tertuju pada apa yang tersembunyi dibalik tubuhnya.

"Ibu, inikah buah kesabaranku?? " ceria anak kerang ketika menyaksikan sebuah mutiara indah terlahir dari dalam tubuhnya.

Sang Ibu Kerang tersenyum dan bahagia menyaksikan anaknya berhasil melewati ujian yang tak mudah n_n

====================================================================
Di alam mutiara terbentuk akibat adanya iritant/masuknya pasir ke dalam mantel kerang mutiara. Dalam mantel kemudian akan terbungkus nacre sehingga jadilah mutiara. Namun tak semua kerang menghasilkan mutiara. Adapula kerang yang begitu saja menyerah dari proses iritant yang memiliki nilai jual kecil, mereka menjadi santapan, hiasan murah, dan bahkan ada pula yang ditendang orang dipesisir pantai.

Begitupun dengan hidup kita Sabahat, ujian bagaikan pasir yang menggerus kulit kerang yang halus dan lunak, sakiiit terasa namun jika kita mau bersabar Allah akan memberikan imbalan yang luar biasa menakjubkan. Siapapun bisa menghasilkan mutiara dalam hidupnya, asalkan ia mau kuat dan sabar melewati ujian. Jikalau tidak siap-siap saja menjadi santapan orang atau menjadi manusia yang tak bernilai atauuuu ditendang saja karena tidak berguna :p.


disini_Fe

2 komentar:

Priyanto,S.Ckp mengatakan...

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Teh Pe, iya teh bener, jadi seperti kisah sebuah gelas cantik di sebuah toko kemarik, dulu dia hanyalah tanah yang biasa saja tidak ada yang istimewa, tapi karena dia sabar dengan segala ujian seperti di pukuli,ditempa hingga di bakar dalam api yg sangat panas, akhirnya dia pun tersenyum setelah melihat dirinya di sebuah cermin, bahwa dia merasa begitu cantik dengan keadaanya...subhanallah teh Pe, sabar itu pahitnya melebihi bratawali tapi manisnya melebihi madu,,,,

Panggil_Fe mengatakan...

wa'alaikumsalam pri...

S7...pri..., memang untuk menggapai berjuta kebaikan itu tidak mudah, selalu akan ada rintangan dan ujian yang menghadang. Itu sebabnya banyak orang yang ogah bersusah payah dan akhirnya ia tergoda oleh nafsu syaitan. Jalan menuju kesesatan amatlah mudah dibandingkan dengan jalan menuju kebenaran dan kebaikan.