Selasa, 16 September 2008

Hujan Menjadi Berkah (True Story Part 1)



"Oii.. gimana klo kita skarang buka puasa di tempat yang aga jauh dari kampus?? kan bosen di deket-deket sini mulu.. nasgor lagi nasgor lagi.." Ajak asha kepada beberapa orang kawannya selepas perkuliahan jam pertama selesai.
"Boleh juga tuh.. tapi kan kuliah nanti dosennya disiplin..klu telat ga boleh masuk..mana ada tugas lagi.. mending yang deket aja biar ga telat masuknya" jawab riri
"Halllah...jalannya kan ga berkilo-kilo.. trus makan juga ga akan lama.. sempet deh pastinya" rayu Asha.
"Ya sud.. ga usah kebanyakan kompromi.. ayoo cabuut.. dah laper neeh.. " seru tita.

Akhirnya asha, riri dan tita pun beranjak dari kampus dan menikmati santapan buka di rumah makan yang lumayan berjarak dari kampus. Ditengah canda tawa sambil menikmati hidangan buka, tiba-tiba.. "GLUDUK".. petir menyambar dan tak berapa lama kemudian hujan deras mengguyur dago dan sekitarnya.

"Oh..no.. hujaan.." teriak riri.
"Gimana nih klu hujannya lama.. duuuh.. bisa telat dunk.. coba tadi kita makan d kantin kampus.. uuuh..." gelisah riri.

Asha pun gelisah, namun ia mencoba menyembunyikannya.
"Tenang aja ri, ga akan lama koq.." ucap Asha yang berusaha menenangkan dirinya dan riri.

Dalam hati Asha berkata, Ya Allah sungguh bukan kesan seperti ini yang ingin kudapati dari buka puasa hari ini, tolong hentikan hujannya ya Allah. Hujan pun tetap mengguyur deras. Riri tak lepas dari jam tangannya. Waktu perkuliahan jam kedua tinggal beberapa menit lagi, dan hujan masih tetap deras. Kalaupun hujan berhenti pastilah tetap basah melintasi jalanan yang banjir.

" ini sih ide kamu Asha.. coba kamu tadi ga ngajak makan disini.. ga akan begini dech.. duuuh.. mana bentar lagi masuk lagi.. uuuh.. sia-sia dech ngerjain tugas sampe begadang tapi ga bisa dikumpulin gara-gara telat.. " geram Riri.

Asha pun terdiam dan merasa bersalah, fikiran negatif pun menghujam pemikirannya. Namun ditengah fikiran negatifnya Asha mencoba husnudzan terhadap keputusan Allah.

"Ya Allah, setiap kejadian yang Engkau takdirkan tentulah menyimpan makna. Ya Allah apapun yang Engkau kehendaki dari jalan ceritaku hari ini, aku akan mencoba ikhlas, aku yakin akan ada hikmah dibalik ini semua", Asha bergeming dalam hati.

Tak lama kemudian hujan mulai reda.
"Ayo, kita terobos aja hujannya.. dah aga reda nih.. biarin banjir juga.. ayoo..ayoo" Seru Tita penuh semangat.

Asha dan Riri pun bertatapan dan kemudian mengikuti langkah Tita yang penuh semangat menerobos hujan dan banjir.

"oh nooo... banjir..banjir.. basaaah brooo..." Teriak Riri sedikit mengeluh namun berusaha menikmati perjalanan sambil berjingkrak-jingkrak, meloncat, dan meliuk mencari jalan yang tak tergenang banjir.

"Busyeeeeeeet.. Ririiiiiiiiiiiii... " teriak Tita yang terkena cipratan air ketika Riri meloncat ke arahnya.

"Upzz.. sorry pren.. sorry.. " Jawab Riri sambil terkekeh-kekeh, dan tak lama kemudian mereka bertiga tertawa lepas.

Dan akhirnya mereka pun tiba di kampus dengan setengah basah kuyup.

"Oh..no.. ini sepatu or gayung yaks.. hihihi.. sepatu Riri penuh air pren.. " Celoteh Riri.
"Kamu lebih lucu lagi Tita.. pake HighHils di tengah banjir, lari2, loncat2, syukur ga patah tuh hak.. haha.." Seru Asha, dan mereka pun tertawa terkekeh-kekeh.

Begitu masuk ruangan kuliah, mereka bersyukur karena pa dosen telat terhadang banjir. Namun begitu mereka melangkahkan kaki menuju kelas, mereka menjadi pusat perhatian. Mereka mahasiswa-mahasiswa baru yang belum mengenal satu sama lain. Namun karena mereka bertiga basah kuyup dan nampak berantakan, semua mahasiswa yang belum mereka kenal menyapa mereka, dan mengkhawatirkan kondisi mereka bertiga.

Sejak hari itu, bagi mereka bertiga hujan menjadi berkah. Karena menjadi pengalaman yang tak terlupakan dan semenjak itu mereka bertiga dikenal dan menjadi terkenal.

"Ya Allah sungguh tak ada kejadian yang tak ada hikmah dibaliknya, benar adanya dibalik kesulitan selalu ada kemudahan, sebagai manusia kita hanya perlu berikhtiar, sabar dan ikhlas. Ketika kita ikhlas disitulah kita akan melihat betapa indah kesulitan yang pernah dilewati" :-)

Senin, 11 Agustus 2008

Bukan Aku



Inikah aku?
Dimanakah diri ini ketika waktu beranjak dan ku tau diriku tak mengikuti tiap detik yang ku jalani?
Dimanakah diri ini ketika setiap waktu yang dimiliki terampas harapan serta angan-angan orang lain?
Dimanakah diriku yang sesungguhnya??
Dengan mata hatiku ku tatap sosokku namun ku tak dapat menatap asaku..
Dengan tanganku ku gapai sinar mentari namun ku tak dapat mengapai mimpiku..
Inikah pengorbanan??
Inikah ujian??
yang ku tau pasti ini bukan aku...

Minggu, 10 Agustus 2008

Pentingkah uang dan menjadi kaya??

UANG, satu kata yang bisa menjadi solusi dan juga menjadi masalah untuk banyak hal. UANG, bisa membuat orang bahagia namun uang pun bisa menjadi sumber kejahatan. Uang yang berlimpah disaat sulit sekali menemukan kata “gratis” menjadi daya tarik yang terkadang menggelapkan mata hati manusia. Namun salahkah jika kita menginginkan kekayaan tersebut? Salahkah jika kita ingin kaya?.

“ Untuk apa menjadi kaya, memiliki harta banyak?bukannya semua itu hanya akan memberatkan kita di akhirat nanti saat semua harta yang kita miliki dipertanggungjawabkan?”. Begitulah komentar beberapa orang yang saya temui. Saya pun berfikir, benarkah begitu? Tidak pentingkah kita menjadi kaya disaat agamapun kini menjadi ilmu yang mahal?.

Saya menemukan perkataan menarik dari buku Robert. T. Kiyosaki yang berjudul The Cashflow Quadrant. Didalam bukunya dijelaskan dua pemikiran berbeda tentang uang. Pemikiran pertama (pemikiran yang dihindari Robert. T. Kiyosaki), uang adalah akar kejahatan, memperoleh keuntungan besar berarti rakus oleh karena itu uang tidaklah penting. Pemikiran kedua (pemikiran yang menjadi landasan hidup Robert. T. Kiyosaki), bodoh jika kita menghabiskan hidup untuk bekerja mencari uang dan berpura-pura bahwa uang tidak penting. Hidup lebih penting dari uang, tapi uang penting untuk menopang hidup.

Begitulah seorang non-muslim Robert. T Kiyosaki menjelaskan pemikirannya mengenai uang. Sedangkan bagi seorang muslim bagaimana uang tidak menjadi penting saat ini? untuk menunaikan kewajiban shalat saja kita memerlukan pakaian yang bersih, dan bagaimana kita bisa mendapatkan pakaian bersih jika kita tidak memiliki uang untuk membeli dan merawatnya?.

Didalam Q.S. Al-Baqarah ayat 3 : “ (yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian Rejaki yang Kami anugrahkan kepada mereka. Bagaimana bisa kita menafkahkan sebagian rejeki jika kita tidak memiliki sesuatu apapun untuk diberi?.

Hanya umat muslim kaya yang dapat menunaikan ibadah zakat. Hanya umat muslim kaya yang bisa menunaikan ibadah haji. Hanya umat muslim kaya yang dapat mendirikan masjid. Hanya umat muslim kaya yang dapat mendirikan serta menyelenggarakan pendidikan islam. Dan yang tak kalah penting didalam maraknya keterpurukan politik di Indonesia, hanya pemimpin muslim kayalah yang dapat menjadi calon pemimpin negeri ini.

Uang memang bukan inti dari kehidupan dan kesempurnaan iman, namun uang penting untuk menunjang kebutuhan hidup dan kesempurnaan iman.

“Apabila telah ditunaikan sembahyang, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan banyak-banyak mengingat Allah supaya kamu beruntung” (QS. Al-Jumu’ah 62:10).

Masih tidak pentingkah kita bekerja optimal untuk menjadi kaya? Seperti Aa Gym bilang “Kita tidak perlu kaya, tapi wajib kaya”.

Menjadi kayalah dan pergunakanlah kekayaan tersebut sebanyak-banyaknya untuk menolong agama Allah. Islam terutama di negeri kita ini telah ditenggelamkan dalam krisis ekonomi, jika bukan kita yang dititipi ilmu lebih untuk menjemput rejeki-Nya siapa yang akan membantu saudara-saudara kita yang benar-benar menjadi korban krisis ekonomi ini?.

Jumat, 08 Agustus 2008

Masih Ingatkah Kita Pada Mereka??

Beberapa hari yang lalu Fe pergi dan pulang kantor menggunakan jasa angkot. Biasanya Fe selalu bepergian menggunakan motor. Sahabat, betapa selama ini Fe lupa akan keberadaan orang-orang yang jauh dari pandangan keseharian Fe ketika menggunakan motor.

Ini kilas balik keseharian Fe kalau menggunakan motor. Begitu keluar dari lingkungan rumah Fe, Fe melintasi komplek elite. Disana berjajar rumah-rumah besaaar, luaaas, dan indah, dan didalamnya terdapat rentetan mobil-mobil mewah. Begitu melintasi komplek elite Fe menelusuri jalanan yang tertata rapih dan kemudian perkotaan yang menyuguhkan pemandangan mall-mall dengan orang-orang yang berdandan rapi, trendy, dilengkapi asesoris yang up to date. Setiap hari mata Fe disuguhi pemandangan tersebut.

Baru Fe sadari kesalahan Fe ketika Fe berada dalam angkot yang dipenuhi oleh orang-orang yang hendak menuju pasar, dari mulai pedagang sampai pengamen. Ya Allah ternyata selama ini aku disilaukan oleh pemandangan duniawi, setiap hari Engkau suguhkan pemandangan perkotaan dan hampir saja aku lupa dengan saudara-saudaraku yang jauh dari kemewahan. Fe kemudian berfikir seandainya saja hari ini Fe naik motor seperti biasanya, mungkin Fe akan benar-benar lupa akan keberadaan kaum dhuafa.


Sempat terbesit dalam fikiran Fe, bagaimana mata hati mereka orang-orang yang begitu keluar dari rumah mewah, masuk mobil mewah kemudian beraktifitas di tempat mewah??. Apakah mereka mengetahui sesaknya kehidupan orang-orang miskin??. Mungkinkah ketimpangan ekonomi terjadi karena memang tempat dan waktu yang menjadi jarak antara kaum borjuis dan kaum dhuafa??.Mungkinkah karena mereka jarang sekali menyaksikan kesengsaraan kemudian mereka lupa akan kewajibannya untuk berzakat dan berinfak??. Wallahu'alam....


Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Setiap pemilik emas atau perak yang tidak mau memenuhi haknya (tidak mau membayar zakat), pada hari kiamat pasti ia akan diratakan dengan lempengan-lempengan bagaikan api, lalu lempengan-lempengan itu dipanaskan di neraka Jahanam, kemudian lambungnya diseterika dengan lempengan itu, juga dahi dan punggungnya. Setiap kali lempengan itu mendingin, akan dipanaskan kembali. Hal itu terjadi dalam sehari yang lamanya sama dengan lima puluh ribu tahun. Hal ini berlangung terus sampai selesai keputusan untuk tiap hamba. Lalu ditampakkan jalannya, ke surga atau ke neraka. Ada yang bertanya: Wahai Rasulullah, bagaimana dengan unta? Rasulullah saw. bersabda: Begitu pula pemilik unta yang tidak mau memenuhi haknya. Di antara haknya adalah (zakat) susunya pada waktu keluar. Pada hari kiamat, pasti unta-unta itu dibiarkan di padang terbuka, sebanyak yang ada, tidak berkurang seekor anak unta pun dari unta-untanya itu. Dengan tapak kakinya, unta-unta itu akan menginjak-injak pemiliknya dan dengan mulutnya, mereka menggigit pemilik itu. Setelah unta yang pertama telah melewatinya, maka unta yang lain kembali kepadanya. Ini terjadi dalam satu hari yang lamanya sama dengan lima puluh ribu tahun, sampai selesai keputusan untuk tiap hamba, ke surga atau ke neraka. Ada yang bertanya: Wahai Rasulullah, bagaimana dengan sapi dan kambing? Rasulullah saw. bersabda: Demikian juga pemilik sapi dan kambing yang tidak mau memenuhi hak sapi dan kambing miliknya itu. Pada hari kiamat, tentu sapi dan kambing itu akan dilepas di suatu padang yang rata, tidak kurang seekor pun. Sapi-sapi dan kambing-kambing itu tidak ada yang bengkok, pecah atau hilang tanduknya. Semuanya menanduk orang itu dengan tanduk-tanduknya dan menginjak-injak dengan tapak-kaki tapak-kakinya. Setiap lewat yang pertama, maka kembalilah yang lain. Demikian terus-menerus dalam satu hari yang sama dengan lima puluh ribu tahun, sampai selesai keputusan untuk tiap hamba, ke surga atau ke neraka. Ditanyakan: Wahai Rasulullah, bagaimana dengan kuda? Beliau bersabda: Kuda itu ada tiga macam; menjadi dosa bagi seseorang, menjadi tameng bagi seseorang dan menjadi ganjaran bagi seseorang. Adapun kuda yang menjadi dosa bagi seseorang adalah kuda yang diikat dengan maksud pamer, bermegah-megahan dan memusuhi penduduk Islam, maka kuda itu bagi pemiliknya merupakan dosa. Adapun yang menjadi tameng bagi seseorang adalah kuda yang diikat pemiliknya untuk berjuang di jalan Allah, kemudian pemilik itu tidak melupakan hak Allah yang terdapat pada punggung dan leher kuda, maka kuda itu menjadi tameng bagi pemiliknya (penghalang dari api neraka). Adapun kuda yang menjadi ganjaran bagi pemiliknya adalah kuda yang diikat untuk berjuang di jalan Allah, untuk penduduk Islam pada tanah yang subur dan taman. Maka sesuatu yang dimakan oleh kuda itu pada tanah subur atau taman tersebut, pasti dicatat untuk pemiliknya sebagai kebaikan sejumlah yang telah dimakan oleh kuda dan dicatat pula untuk pemiliknya kebaikan sejumlah kotoran dan air kencingnya. Bila tali pengikat terputus, lalu kuda itu membedal, lari sekali atau dua kali, maka Allah akan mencatat untuk pemiliknya kebaikan sejumlah langkah-langkah dan kotoran-kotorannya. Dan jika pemilik kuda itu melewatkan kudanya pada sungai, kemudian kuda itu minum dari air sungai tersebut, padahal ia tidak hendak memberi minum kudanya itu, maka Allah pasti mencatat untuknya kebaikan sejumlah apa yang telah diminum kudanya. Ditanyakan: Wahai Rasulullah, bagaimana dengan keledai? Rasulullah saw. bersabda: Tidak ada wahyu yang diturunkan kepadaku tentang keledai kecuali satu ayat yang unik dan menyeluruh ini: Barang siapa mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya ia akan melihat balasannya. Dan barang siapa mengerjakan kejahatan seberat dzarrahpun, niscaya ia akan melihat balasannya. (Shahih Muslim No.1647)

Kamis, 07 Agustus 2008

My Favorite artist : SAMI YUSUF



" Allahuma shalli 'ala Muhammad wa ali Muhammad.. Ya Muslimin sallu alayh..
Allahuma shalli 'ala Muhammad wa shahbi Muhammad.. Ya Mumineen shallu alayh"

"Allahu Akbar Allahu Akbar.. La ilaha illa hu.. Al Malikul Quddus.. Allahu Akbar Allahu Akbar.. Ya Rahmanul irham da'fana.."

"Allahu Akbar Allahu Akbar.. Ya Ghaffaru ighfir dhunubana.. Allahu Akbar Allahu Akbar.. Ya Sattaru ustur 'uyubana.. Allahu Akbar Allahu Akbar.. Ya Muizu aizza ummatana.."

Itu adalah sepenggal lirik nasyid yang sering saya dengar setelah adzan isya berkumandang di Radio kesayanganku MQ FM. Pertama kali mendengarnya lirik lagu yang mengagungkan nama Allah dalam alunan irama yang menakjubkan hati ini langsung bergetar, rasanya ingin meneteskan air mata.

Kali itu hingga beberapa waktu lamanya saya mencari-cari tau siapakah penyanyi lagu itu. Dan ternyata penyanyinya bernama SAMI YUSUF.


SAMI YUSUF, lahir di Teheran Iran tahun 1980. SAMI YUSUF terlahir dari keluarga pecinta musik, ia belajar musik dari kecil hingga akhirnya ia menjadi penyanyi religi yang terkenal di Eropa, Subhanallah. SAMI YUSUF membawakan lagu-lagu islami yang saya kira tidak jauh enak didengar dibandingkan lagu-lagu barat yang menyuguhkan romantisme cinta dunia, malahan menurut saya lagu-lagu SAMI YUSUF lebih enak didengar. Coba dech sahabat beri tau tentang lagu-lagu SAMI YUSUF kepada saudara atau teman-temannya yang masih mencintai lagu-lagu barat yang kurang manfaatnya, siapa tau lewat lagu SAMI YUSUF mata hati mereka dibukakan oleh Allah SWT, amiin.

(lagu-lagu Sami Yusuf bisa di download gratis di www.Sarzamin.org)

Selasa, 05 Agustus 2008

Apakah Aku Yang Salah?

Seorang anak duduk termangu dengan wajah kesal bercampur sedih, diselingi dengan hela nafas yang panjang seolah sedang berusaha mengeluarkan semua permasalahan dalam hatinya. Berulang ia menghela nafas panjang, namun wajahnya tak kunjung menampakkan seulas senyuman.

Bayangan seorang peri yang penuh cahaya dan kebahagiaan datang memegang bahu sang anak dan bertanya, “ Ada apa gerangan wahai manusia?”.

Namun, tak terdengar sedikitpun ucapan yang terlontar dari mulut sang anak.

“Ibumu adalah orang yang selalu menyayangimu disaat kau menyayangi dan membencinya, maka berbahagialah karena ia selalu menyayangimu..” Sang Peri memberi nasihat seolah ia mengetahui semua sesal dalam hati Sang Anak, namun sang anak tetap saja diam tak bergeming sambil sesekali menghela nafas panjang.

“Ibumu adalah orang yang mau menerima kekuranganmu disaat orang enggan mengerti kekuranganmu, maka berbahagialah karena ia selalu bersabar menerima kekuranganmu..” sekali lagi Sang Peri memberi nasihat, namun kali ini sang anak malah tampak lebih terpuruk dalam kesedihannya.

“Ibumu ingin kau lebih sempurna darinya,namun disaat kau khilaf dan membuatnya kecewa hatinya tak pernah lelah untuk membuatmu lebih sempurna darinya. Belum cukup bahagiakah kau dengan adanya ia yang tak pernah lelah mengajarimu?”, sang peri lagi dan lagi memberi nasihat untuk sang anak, meski sang anak tak bergeming dengan segala nasihatnya.

Hela nafas panjang lagi-lagi terdengar namun kali ini diikuti dengan suara lirih sang anak, “aku hanya ingin ibuku mendengar ucapanku akan harapan dan impianku..mendengar penjelasanku disaat aku gagal melakukan seperti yang ia mau..”

Sang peri tersenyum dan menjawab, “Pernahkah kau berucap memohon dan meminta perlindungan pada ibumu saat hembusan udara yang jauh berbeda dari alam perut ibumu menuju hembusan udara dunia?, pernahkah?, kau tak pernah mengucapkan apapun namun naluri sang Ibu mengetahui kebutuhanmu. Ia menghangatkanmu dengan pakaian, memberimu ASI dan merawatmu dari pagi hingga petang. Hati seorang Ibu telah terdahulu mendengar harapanmu..”

Sang Anak seolah enggan menerima nasihat Sang Peri, “Jika ibuku telah lebih dahulu mendengar harapanku lalu mengapa harapannya tak sejalan dengan harapanku?”

Sang Peri kembali tersenyum, “Benarkah??, benarkah tak sejalan??, tak sejalankah atau tak sanggupkah kau menggapai harapan tersebut??Sehingga kau berlari mencari harapan baru yang jauh bertentangan..”

“Siapapun di dunia ini tidak satupun dari mereka miliki kesempurnaan, termasuk Ibunda kita yang sangat kita cintai. Namun seorang Ibu selalu memiliki kesempurnaan dalam mengasihi serta menyayangi anaknya, hanyalah keterbatasan mereka dalam memberi dan menyampaikan kasih sayangnya jikalau kasih sayangnya nampak tak sempurna di hatimu, karena ia pun manusia yang miliki kekurangan. Bukalah mata hatimu dan biarkan kasih Ibu menerangi hatimu dengan sempurna..berbahagialah.. dan berjalanlah dengan harapan serta kasih sayang Ibumu karena surga berada ditelapak kakinya” Suara halus dan penuh kebahagiaan Sang Peri mencerahkan sedikit demi sedikit wajah Sang Anak.

“Kalau begitu, Apakah aku yang salah?” Tanya sang anak.

“Salah bukan berarti gagal, salah bukan berarti tak bisa diperbaiki. Kesalahan membawa pelajaran baru dalam hidup seseorang. Bangkitlah, dan buktikan bahwa kau sanggup menggapai harapan serta impian orang yang paling kau sayangi. Gapailah harapan orang yang paling tau bagaimana menyayangimu, mengertikanmu dan menerimamu apa adanya..”

Bagai Mutiara

Suatu pagi di negeri kerang, anak kerang menjerit kesakitan "Ibu.. ibu.. tolong aku.. pasir-pasir ini menggores kulitku, sakiiiit ibu..."

Ibu kerang menjawab, "Sabar nak.. :) ". Dalam hati kecil sang Ibu, ia tak tega melihat butiran-butiran pasir menggerus kulit anaknya yang teramat lembut dan lunak. (Bisa dibayangkan bukan bagaimana rasanya kulit yang lembut dan lunak kemudian digerus oleh butiran-butiran pasir??)

Keesokan harinya anak kerang menjerit kesakitan seperti hari sebelumnya, "Ibu.. pasir ini sungguh menyakitiku, Ibu sampai kapan aku harus merasakan ini??"

Ibu kerang menjawab dengan jawaban yang sama seperti hari sebelumnya, " Sabar.. nak.."

Hari-hari berlalu anak kerang melewati awal hidupnya dengan tangisan dan rintihan yang tiada henti karena disetiap waktunya ia harus merasakan kulit halus dan lembutnya tergerus butiran-butiran pasir. Tiada hari tanpa penderitaan mungkin itu kata yang paling tepat untuk anak kerang.

Perlahan waktu membuatnya lebih kuat, butiran pasir yang awalnya menyakitkan tak lagi membuatnya menangis, kini ia hanya merasakan sedikit saja dari rasa sakit itu. Dan tak lama kemudian sesuatu yang indah tumbuh dari dalam kulitnya. Indahhh.. berkilau dan sungguh menakjubkan. Semua mata pun tertuju pada apa yang tersembunyi dibalik tubuhnya.

"Ibu, inikah buah kesabaranku?? " ceria anak kerang ketika menyaksikan sebuah mutiara indah terlahir dari dalam tubuhnya.

Sang Ibu Kerang tersenyum dan bahagia menyaksikan anaknya berhasil melewati ujian yang tak mudah n_n

====================================================================
Di alam mutiara terbentuk akibat adanya iritant/masuknya pasir ke dalam mantel kerang mutiara. Dalam mantel kemudian akan terbungkus nacre sehingga jadilah mutiara. Namun tak semua kerang menghasilkan mutiara. Adapula kerang yang begitu saja menyerah dari proses iritant yang memiliki nilai jual kecil, mereka menjadi santapan, hiasan murah, dan bahkan ada pula yang ditendang orang dipesisir pantai.

Begitupun dengan hidup kita Sabahat, ujian bagaikan pasir yang menggerus kulit kerang yang halus dan lunak, sakiiit terasa namun jika kita mau bersabar Allah akan memberikan imbalan yang luar biasa menakjubkan. Siapapun bisa menghasilkan mutiara dalam hidupnya, asalkan ia mau kuat dan sabar melewati ujian. Jikalau tidak siap-siap saja menjadi santapan orang atau menjadi manusia yang tak bernilai atauuuu ditendang saja karena tidak berguna :p.


disini_Fe